MY LINK


Wisata Pengetahuan

IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI

Judul ' : IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI

Wajib dibaca juga


IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI

Keberuntungan memiliki hati yang bersih, sepatutnya membuat diri kita berpikir keras
setiap hari menjadikan kebeningan hati ini menjadi aset utama untuk menggapai kesuksesan
dunia dan akhirat kita. Subhanallaah, betapa kemudahan dan keindahan hidup akan
senantiasa meliputi diri orang yang berhati bening ini. Karena itu mulai detik ini bulatkanlah
tekad untuk bisa menggapainya, susun pula program nyata untuk mencapainya. Diantara
program yang bisa kita lakukan untuk menggapai hidup indah dan prestatif dengan bening
hati adalah :


1. Ilmu
Carilah terus ilmu tentang hati, keutamaan kebeningan hati, kerugian kebusukan hati,
bagaimana perilaku dan tabiat hati, serta bagaimana untuk mensucikannya. Diantara
ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mendatangi majelis taklim, membeli
buku-buku yang mengkaji tentang kebeningan hati, mendengarkan ceramah-ceramah
berkaitan dengan ilmu hati, baik dari kaset maupun langsung dari nara sumbernya. Dan
juga dengan cara berguru langsung kepada orang yang sudah memahami ilmu hati ini
dengan benar dan ia mempraktekannya dalam kehidupan sehari-harinya. Harap
dimaklumi, ilmu hati yang disampaikan oleh orang yang sudah menjalaninya akan
memiliki kekuatan ruhiah besar dalam mempengaruhi orang yang menuntut ilmu
kepadanya. Oleh karenanya, carilah ulama yang dengan gigih mengamalkan ilmu hati
ini.


2. Riyadhah atau Melatih Diri
Seperti kata pepatah, “alah bisa karena biasa”. Seseorang mampu melakukan sesuatu
dengan optimal salah satunya karena terlatih atau terbiasa melakukannya. Begitu pula
upaya dalam membersihkan hati ini, ternyata akan mampu dilakukan dengan optimal
jikalau kita terus-menerus melakukan riyadhah (latihan).


Adapun bentuk latihan diri yang dapat kita lakukan untuk menggapai bening hati ini adalah :


Menilai kekurangan atau keburukan diri.
Patut diketahui bahwa bagaimana mungkin kita akan mengubah diri kalau kita
tidak tahu apa-apa yang harus kita ubah, bagaimana mungkin kita memperbaiki diri
kalau kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki. Maka hal pertama yang harus kita
lakukan adalah dengan bersungguh-sungguh untuk belajar jujur mengenal diri sendiri,
dengan cara

  • Memiliki waktu khusus untuk tafakur.

Setiap ba’da shalat kita harus mulai berpikir; saya ini sombong atau tidak?
Apakah saya ini riya atau tidak? Apakah saya ini orangnya takabur atau tidak? Apakah
saya ini pendengki atau bukan? Belajarlah sekuat tenaga untuk mengetahui diri ini
sebenarnya. Kalau perlu buat catatan khusus tentang kekurangan-kekurangan diri kita,
(tentu saja tidak perlu kita beberkan pada orang lain). Ketahuilah bahwa kejujuran pada
diri ini merupakan modal yang teramat penting sebagai langkah awal kita untuk
memperbaiki diri kita ini
Materi Kultum , 23 Januari 2005

  • Memiliki partner.

Kawan sejati yang memiliki komitmen untuk saling mengkoreksi semata-mata
untuk kebaikan bersama yang memiliki komitmen untuk saling mewangikan,
mengharumkan, memajukan, dan diantaranya menjadi cermin bagi satu yang lainnya.
Tidak ada yang ditutup-tutupi. Tentu saja dengan niat dan cara yang benar, jangan
sampai malah saling membeberkan aib yang akhirnya terjerumus pada fitnah. Partner ini
bisa istri, suami, adik, kakak, atau kawan-kawan lain yang memiliki tekad yang sama
untuk mensucikan diri. Buatlah prosedur yang baik, jadwal berkala, sehingga selain
mendapatkan masukan yang berharga tentang diri ini dari partner kita, kita juga bisa
menikmati proses ini secara wajar.

  • Mamfaatkan orang yang tidak menyukai kita.

Mengapa? Tiada lain karena orang yang membenci kita ternyata memiliki
kesungguhan yang lebih dibanding orang yang lain dalam menilai, memperhatikan,
mengamati, khususnya dalam hal kekurangan diri. Hadapi mereka dengan kepala dingin,
tenang, tanpa sikap yang berlebihan. Anggaplah mereka sebagai aset karunia Allah
yang perlu kita optimalkan keberadannya. Karenanya, jadikan apapun yang mereka
katakan, apapun yang mereka lakukan, menjadi bahan perenungan, bahan untuk
ditafakuri, bahan untuk dimaafkan, dan bahan untuk berlapang hati dengan
membalasnya justru oleh aneka kebaikan. Sungguh tidak pernah rugi orang lain berbuat
jelek kepada diri kita. Kerugian adalah ketika kita berbuat kejelekkan kepada orang lan.

  • Tafakuri kejadian yang ada di sekitar kita.

Kejadian di negara, tingkah polah para pengelola negara, akhlak pipmpinan
negara, atau tokoh apapun dan siapa pun di negeri ini. Begitu banyak yang dapat kita
pelajari dan tafakuri dari mereka, baik dalam hal kebaikan ataupun kejelekkan/kesalahan
(tentu untuk kita hindari kejelekkan/kesalahan serupa). Selain itu, dari orang-orang yang
ada di sekitar kita, seperti teman, tetangga, atau tamu, yang mereka itu merupakan
bahan untuk ditafakuri. Mana yang menyentuh hati, kita menaruh rasa hormat, kagum,
kepada mereka. Mana yang akan melukai hati, mendera perasaan, mencabik qalbu,
karena itu juga bisa jadi bahan contoh, bahan perhatian, lalu tanyalah pada diri kita,
mirip yang mana? Tidak usah kita mencemooh orang lain, tapi tafakuri perilaku orang
lain tersebut dan cocokkan dengan keadaan kita. Ubahlah sesuatu yang dianggap
melukai, seperti yang kita rasakan, kepada sesuatu yang menyenangkan. Sesuatu yang
dianggap mengagumkan, kepada perilaku kita spereti yang kita kagumi tersebut. Mudahmudahan
dengan riyadhah tahap awal ini kita mulai mengenal, siapa sebenarnya diri
kita? ***
(Sumber : Koran Kecil MQ EDISI 06/TH.1/2001)


Mantabs... wis rampung sing maos mas brow... IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI

Tulisanku sing urek-urekan iki IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI,Mugo-mugo Mberkahi...tulisan saya ' kali ini.

Wehh Rajin ternyata anda.... IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI Catet bro alamate http://andibikinblog.blogspot.com/2010/11/ikhtiar-menggapai-bening-hati.html Semoga artikel ini berguna Prok-prok...prok.... JANGAN LUPA SHARE .. tERTANDA mBAH Odoy..... joGJA- MOHON BACA JUGA ARTIKEL DIBAWAH INI...

0 Response to "IKHTIAR MENGGAPAI BENING HATI"

Posting Komentar